KALIANDA- Saat ini sudah saatnya ombudsman Provinsi Lampung turunkan tim untuk perbaiki sistim layanan publik yang lebih transparan dan akuntabel. Fenomena maraknya layanan publik kantor kantor pemerintahan gunakan pintu digital, mulai dapat perlawanan masyarakat. Seperti diketahui saat ini, tepatnya sejak Lamsel dikuasai Bupati Nanang Ermanto, sebagian besar kantor layanan publik menutup diri. Caranya, dengan sengaja memasang pintu digital di tiap ruangan kantor. Terutama, pintu pintu kantor ruangan kepala instansi di lingkungan Pemkab Lamsel.
Seperti diketahui bersama, pintu digital yang hanya bisa dibuka oleh jari tangan para pejabat dan para ASN nya masing masing, makin banyak saja. Diantaranya, pintu ruangan Kadis Pendidikan Lamsel, Kadis Pendapatan Daerah, Kadis Kesehatan, Kadis Damkar, Dir RSUD, Kadis DLH, dan masih banyak yang lainya.
Bahkan, untuk di kantor PUPR lebih parah lagi. Hampir semua pintu kantor sudah gunakan pintu digital. Begitu pula di kantor BPKAD Lamsel, semua pintu gunakan digital semua.
Padahal, untuk pengamanan hampir semua kantor pemerintah sudah dijaga petugas Pol PP. Dan, banyaknya pintu kantor yang gunakan pintu digital, secara otomatis layanan masyarakat turun, keterbukaan informasi publik makin tergerus Dan pada akhirnya prinsip transparan dan akuntabel makin tipis saja.
Lalu, menyikapi maraknya fenomena tersebut, mantan Ketua KBPP Polri Lamsel Komarudin Zamas mengaku sangat geram. Dirinya secara pribadi dan lembaga meminta ombudsman untuk bertindak cepat dengan menurunkan tim khusus ke Lamsel, yang fokus awasi langsung fenomena yang terjadi dengan bersikap tegas lakukan penertiban pintu pintu digital tersebut.
Selain KBPP Polri Lamsel, ikut bersuara koordinator pemasok obat wilayah Lamsel Pondri. Pemuda yang akrab disapa Popon ini menyayangkan ombudsman yang tidak agresif. “Hal hal yang sifat membatasi layanan keterbukaan informasi publik, seharusnya gak perlu lagi diteriaki berulang ulang oleh media. “Fenomena ini terjadi merata, bukan hanya Pemkab Lamsel saja. Yakinlah fanomena ini terjadi karena ombosnan sudah tidak agresif lagi,” imbuh pemuda berperawakan tubuh kecil kurus tinggi ini. (asof).