Rumitnya Urus Kebutuhan BBM subsidi Nelayan Lamsel, Kepala Koprasi SPBN Minta Kuota Pertahun, Kuota Solar Masih Kurang

113

KALIANDA – Tidak seperti yang dilihat masyarakat luas. Ternyata, pengelolaan BBN subsidi di SPBN POM Dermaga Bom Kalianda tidak gampang, tapi cukup rumit. Selain kurang kuota untuk penuhi kebutuhan BBM subsidi para nelayan di Lamsel, minimnya modal usaha yang dimiliki pengelola BBM subsidi, cukup menyulitkan kelancaran pengisian BBM bersubsidi dari Pertamina ke SPBN Dermaga Bom. Sebab, distribusi BBM dari Pertamina harus dibayar kantan, diawal permintaan. Setelah transaksi pembayaran, kemudian BBM subsidi dari Pertamina bisa didistribusikan ke SPBN ini.

Mensiasasi itu, nelayan terlebih dahulu mentransfer dana sesuai dengan kuota yang diinginkan ke rekening koprasi. Lalu, dilakukan transaksi dengan pertamina. Setelah itu, BBM subsidi bisa dikeluarkan dari Pertamina. “Kuota kita, masih sedikit tidak bisa memenuhi semua kebutuhan nelayan, jadi kuota BBM kita perlu ditambah, terutama untuk jenis solar,” terang Kepala koprasi Dermaga Bom Kalianda, Sobri, di rumahnya (12/5)

Akibat kuota solar dari Pertamina masih kurang, maka wajar saja jika kondisi BBM subsidi jenis solarn sering kosong. “Ya, kurangnya, 7 tengki x 8 per tahunnya atau sebanyak 56 Kl,” tambah Sobri. Selain itu, lanjut Sobri, pemenuhan kuota, bagusnya perbtahun bukan perbulan. “Ini tentunya berpengaruh kepada kebutuhan nelayan. Ada, disaat saat kondisi alam tidak bagus maka nelayan tidak melaut,” katanya. “Jadinya, terkadang, solar tidak ada yang ambil dan ini cukup merepotkan untuk pembuangannya,” tambah Sobri.

Selain berharap adanya penambahan kuota solar pertahunnya, Sobri juga ingin pemenuhan kuota dilakukan per tahun. “Satu bulannya kuota kami sekarang hanya 104 KL x 12 bulan, jadi untuk 1 tahun quota kami 104 x 12,” sebut Sobri.

Selama ini, lanjut Sobri, pihak pertamina hanya mengisi BBM subsidi di SPBN ini sesuai kuota yang kita miliki setiap bulannya. “Itu pun kita harus membayar dimuka terlebih dahulu. Jika tidak ada pembayaran, BBM subsidi akan kosong seperti kemarin itu,” jelasnya.

Menurut Sobri, untuk atasi minimnya modal yang dimiliki koprasi, maka teknisnya kita lakukan pengumpulan dana dahulu, melalui koprasi sesuai kuotanya masing masing.kelompok nelayan. “Setelah terkumpul, barulah koprasi meneruskan dengan menebus BBM subsidi di Pertamina,” katanya. Pada intinya, lanjut Sobri, BBM subsidi di SPBN sudah ada yang punya, yakni para nelayan yang sudah mengirimkan dananya ke koprasi.

“BBM kita keluarkan dari POM SPBN, sesuai surat rekom dinas yang dimiliki setiap kelompok nelayan, sejenis barkotnya para nelayan. Dan, koprasi tidak akan melayani nelayan yang tidak menunjukkan surat rekom,” tambahnya.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah nelayan dermaga bom Kalianda tidak bisa melaut karena tidak mendapatkan kebutuhan solar subsidi di SPBN Dermaga Bom Kalianda. Hal ini karena, BBM subsidi di SPBN itu sering sekali dalam kondisi kosong. Terkait kekosongan BBM subsidi jenis solar itu, Kepala Koprasi Sobri membenarkan (asof).