Diduga Kuat Adanya Kong Kalingkong Dalam Pengerjaan Jalan Usaha Tani di Ketapang

74
Oplus_131072

KALIANDA – Proyek pekerjaan jalan usaha tani tahun 2024 berlokasi di sebuah desa Kecamatan Ketapang Lamsel senilai Rp. 134,8 juta, terlihat jelas dikerjakan asal asalan. Tapi sayangnya, proyek yang dibiayai oleh uang negara itu telah diterima Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan Pemkab Lamsel. Hal ini memunculkan dugaan telah terjadinya kong kalikong antara PPTK, PPK, dan rekanan proyek.

Yakni, antara Bapak Nyoman Umar Dana SP MM selaku PPTK, dan Bapak Bambang Wahyudi SP selaku PPK ( Pejabat Pembuat Komitmen) , dengan Pelaksana Pekerjaan jalan usaha tani selaku rekanan proyek.

Sumber terpercaya media ini mengatakan proyek jalan usaha tani itu dikerjakan antara bulan Oktober atau bulan November tahun 2024 lalu. “Untuk kepastiannya, saya lupa pada bulan apa mulai dikerjakan,” tutur warga setempat yang kesehariannya berprofesi bertani di sawah. Namun kepastiannya, lanjut sumber media ini, pekerjaan itu dilakukan di akhir tahun 2024 lalu. Sebab, hampir tiap hari saya melalui jalan ini untuk menuju ke sawah yang berada di dekat lokasi pekerjaan jalan.

Menurutnya, pekerjaan dikerjakan asal asalan, seperti pemasangan batu batunya tidak disusun dengan rapih. Setelah itu, batunya disiram pasir tipis sekali, tapi yang paling banyak malah dikasih tanah cadas. Bahkan, batu batu yang terpasang itu tidak di warles atau tidak digiling dengan mobil alat berat. “Itulah sebabnya batu batunya masih tajam tajam dan terlihat jelas batunya acak acakan,” sebut sumber media ini. Sampai saat ini, untuk jalan kaki gunakan jalan itu ngeri sekali karena batunya masih tajam tajam. Bahkan, pernah beberapa kali warga yang melintas gunakan motor, ban motornya pada pecah.

“Kami sebagai warga yang berada dilokasi ini, terutama warga yang punya sawah melalui jalan itu, sungguh sangat kecewa karena pekerjaan dilakukan asal asalan sehingga malah merugikan kami. Bukannya kami tidak terima kasih dengan pemerintah karena sudah dibangun jalan usaha tani ini, tapi kondisi jalan seperti itu malah membuat kami semakin susah dan kecewa,” keluh sumber media ini yang kesehariannya bekerja di sawah.

Sejauh ini, hingga berita ini turun belum ada klarifikasi dugaan kong kalikong dari pihak PPTK, PPK, dan rekanan. Meski begitu, media ini akan meminta klarifikasi dari Komisi C DPRD Lamsel agar jalan yang dikerjakan asal asalan itu dapat segera dibenahi, termasuk meminta tanggung jawab kepada Pak Kadis Pak Bibit. (asof)