Didukung Penuh Warga Nahdliyin, Bacawabup Lamsel KH. Nur Mahfudz Siap Memuliayakan Warga NU

287

KALIANDA-Di Pilkada serentak tahun ini, organisasi islam terbesar Nahdatul Ulama (NU) Lampung Selatan (Lamse) telah bersepakat untuk tidak menjadi penonton saja. Salah satu kader terbaik NU, KH. Nur Mahfudz telah didaulat warga NU untuk mengikuti proses Pilkada sebagai Bacawabup Lamsel tahun 2024.

Ditemui dirumahnya, yang berada di lingkungan Kota Baru Kelurahan Way Urang, KH. Nur Mahfudz sangat ramah menyambut media ini, pada Minggu siang menjelang sore (16-6-2024). “Warga Lamsel, 96.7 % nya beragama islam, dari 96,7 itu 90 % nya warga NU. Ini potensi yang sangat besar,” ujar KH. Nur Mahfudz, mengawali perbincangan di sore itu.

Wakil Ketua PWNU Provinsi Lampung ini menjelaskan bahwa warga NU itu tersebar diseluruh wilayah Lamsel. Secara Jamiyah, NU itu bukan partai politik dan tidak akan terlihat di dalam politik praktis. Urusan potiik adalah urusanya partai politik, akan tetapi NU tidak melarang kader NU untuk ikut politik. “Apalagi tujuan sangat jelas, untuk kemaslahatan umat. Dan, saya siap memuliyakan warga NU jika dapat amanah dari warga Lamsel,” jelas KH. Mahfudz. Di jamiyah NU, lanjutnya, saat ini memiliki berbagai badan otonom yang memiliki peran dan fungsinya masing masing. Diantaranya, adalah Muslimat NU, Fatayat NU, Pagar Nusa, IPNU, IPPNU. Jatman, Pergunu, dan Ansor Banser NU, PMII “Semuanya satu Barisan satu komando dengan NU. Alhamdulillah, saya telah dapatkan dukungan penuh dari warga Nahdlyin untuk maju di Pilkada tahun ini sebagai Bacawabup Lamsel,” tambahnya.

Sebagai darma bakti kepada Bumi khagom Mufakat, lanjut Nur Nahfudz, saya sebagai orang Lampung Selatan yang berasal dari Jepara Jawa Tengah, tentunya sudah sewajarnya harus ikut berbakti untuk Lampung Selatan yang lebih baik dan maju. “Punya tanggung jawab untuk mensejahterakan masyarakat Lampung Selatan, khususnya warga Nahdlyin di berbagai bidang. Himmah saya untuk ikut kontestasi pilkada ini telah didirestui para Kyai Sepuh NU. Termasuk, Rois Syuriah PCNU Lampung Selatan KH Ahmad Ishomudin. Banyaknya dorongan dari warga Nahdliyin yang menginginkan kader terbaiknya untuk ikut berkiprah di kontestasi pilkada tahun ini yang membuat saya siap maju. “Semua ini, utamanya untuk mengkongkritkan program program NU melayani umat agar lebih optimal,” imbuhnya, seraya mengatakan untuk memaksimalkan tujuan itu, maka kader NU harus ada di pemerintahan. “Lampung Selatan mayoritas islam. Ini harus ditumbuh kembangkan nuansa religius disetiap pembangunan, dengan tetap selalu menghormati dan melindungi kelompok minoritas,” pungkasnya.

Menurut KH. Nur Mahfudz, Lamsel sangat kaya akan SDM dan SDAnya. “Jadi, gak perlu impor pejabat. Lamsel juga punya paku bumi berupa makam pahlawan Raden Intan dan Ratu Darah Putih. Ini sumber kekuatan yang tidak dimiliki daerah lain. Jadi, kita harus bangga. Situs sejarah ini, harus dirawat, dikelola, dan dilengkapi dengan infrastruktur penunjang lainnya agar menjadi wisata religi yang banyak dikunjungi warga. Untuk itu semua, pemerintah harus hadir. Begitu pula untuk tradisi dan budaya islam harus ditampilkan,” tambah KH. Nur Mahfudz. Menurutnya, tampilan budaya dan tradisi yang islami, bisa menjadi penangkal utama atas maraknya Narkoba, Miras, Judi, dan Radikalisme di Lamsel.

Kesempatan itu, KH. Nur Mahfudz menyatakan jika dirinya mendapatkan amanah warga Lamsel, maka sesuai pesan dari Rois Surya KH. Ahmad Isomudin dan warga Nahdliyin, maka dirinya akan selalu berperan aktif menjadikan NU terlibat disetiap kegiatan pembanguna. “Begitu juga, pesan untuk tidak membeda bedakan kultur budaya, dan adat istiadat di Lamsel harus tetap dijaga. Termasuk harus tetap menghormati semua agama yang sudah ada di Lamsel, dengan memperlakukan secara adil,” pungkasnya.

Dikatakannya, Wabup Lamsel bukan ‘ban serep’ jadi harus ikut berperan untuk menjalankan program program pembangunan di LAMSEL. “Seorang Wakil Bupati harus difungsikan, bukan sebaliknya difungsikan kalau ban lagi bocor saja. Sebab, calon bupati tidak akan bisa ikut kontestasi politik, kalau tidak ada calon wakilnya. Makanya, kalau sudah terpilih seorang wakil harus diberikan peran tugas sesuai proporsinya,” tuturnya.

Lebih lanjut, Bacawabup Lamsel ini menyatakan kedepan Lamsel sudah cukup layak memiliki Gedung Islamic Center dan Musium Islam yang representatif. “Begitu pula, untuk tempat ibadah yang saling berdampingan tidak harus jadi persoalan serius. Terpenting, terpenuhi persyaratannya, maka dibolehkan dan berhak dapat izin, meski tempat ibadah itu berada di kota Kalianda. “Misalnya, Gereja berdiri berdampingan dengan Masjid, ya boleh boleh saja, asalkan persyaratannya terpenuhi,” jelas KH. Nur Nahfudz.

Mengakhiri perbincangan dengan media ini, KH. Nur Mahfudz mengatakan selama ini NU telah banyak berbuat dengan mengambil peran membantu pemerintah daerah. “Misalnya, saat terjadi tsunami di Lamsel. NU berperan bantu para korban kasih makan pagi sore, dan sediakan Huntara. Dibidang sosial NU melalui NU CARE LAZISNU disetiap kecamatan melayani warga sakit, meninggal dunia, dan melahirkan yang ditasyarufkan setiap jumat, memberikan kepedulian kepada guru ngaji, dhuafa dan anak yatim melalui program jangka panjangnya. “Dengan adanya NU di pemerintahan diharapkan peran NU CARE bisa lebih maksimal lagi,” tutup KH. Nur Mahfud.

Demikianlah, obrolan sore 9 Dzulhijjah 1445 H antara media ini dengan bacawabup Lamsel KH. Nur Mahfudz. Tunggu saja, episode berikut nya. Wassalam. (ahmad sofyan/asof).