Dikeluhkan Akan Terjadi Tanah Longsor dan Tanah Bergerak, Warga dan Ormas Laskar Lampung Tuntut Dibangunnya Pondasi Pengamanan Tanah

626

//Perwakilan Warga Usuf JTA Minta Kepada Pihak Perusahaan Pengerukan Tanah Berbukit Kesanggupan Pembangunan Pondasi Pengaman Dibuat Secara Tertulis

BAKAUHENI- Pengerukan tanah berbukit di Dusun Umbul Jering Desa Bakauheni Kecamatan Bakauheni Lampung Selatan (Lamsel) dikeluhkan warga setempat. Begitu pula, untuk izin lingkungan yang dimiliki perusahaan Trimas asal Jakarta dipersoalkan oleh DPC Ormas Laskar Lampung Cabang Bakauheni, Lamsel.

Perwakilan warga sekitar yang tinggal di dekat lokasi pengerukan tanah berbukit, Usuf JTA mengaku sangat resah, galau dan khawatir akan terjadinya bencana tanah longsor dan tanah bergerak, sebagai akibat dari aktivitas pengerukan tanah berbukit di daerah itu. Tak hanya Usuf JTA saja, belasan warga lainnya yang tinggal didekat lokasi proyek mengeluhkan hal serupa. “Apalagi, saat ini ketinggian tanah yang dikeruk sudah mencapai 15 meteran. Ini tentunya sangat berpotensi terjadi bencana longsor,” jelas Usuf JTA, mengawali keluhannya ketika ditemui dirumahnya, Senin siang (4-3-2024).

Menurut Usuf JTA, sebagai warga sangat mendukung dengan adanya pembangunan lahan parkir didaerah ini. Hanya saja, pihak perusahaan wajib pula memperhatikan keamanan, keselamatan, dan kenyamanan warga sekitarnya. “Setiap harinya, kami saat imi khawatir dan takut akan terjadi bencana longsor. Dan, untuk keamanan dan keselamatan warga disekitar lokasi proyek, maka kami minta adanya kesanggupan secara tertulis dari pihak perusahaan untuk dapat membangun pondasi pengamanan tanah agar tidak terjadi longsor dan tanah bergerak di area ini. Secepatnya, kami minta untuk dibangun pondasi pengaman tanah, sebelum bencana terjadi,” pungkas Usuf JTA, seraya meminta media ini melihat langsung kondisi tanah yang dikeruk tersebut hingga menyerupai tebing yang tingginya sudah mencapai 15 meter.

Melalui media ini, Usuf JTA berharap pihak perusahaan untuk memprioritaskan keinginan kami dengan membangun pondasi penahan tanah terlebih dahulu, sebelum melanjutkan aktivitas pengerukan dan perataan tanah. “lihat saja, kondisinya saat ini. Apalagi, saat ini musim hujan. Itu potensi terjadi tanah longsor sangat besar. Dan, kami yang tinggal diatasnya sangat khawatir sekali. Sewaktu waktu bisa saja terjadi longsor, bisa saja besok atau lusa. Jadi, perlu dipahami tidak ada niat kami untuk menghalangi proyek pembangunan lahan parkir ini. Tapi, perhatikan juga keselamatan dan keamanan kami, sebelum terjadi bencana tanah longsor,” tambah Usuf JTA, terlihat geram dengan pihak perusahaan yang terkesan cuek dengan keresahan dan kekhawatiran warga disekitar lokasi proyek.

Disisi lain ditempat yang sama, Ketua DPC Ormas Laskar Lampung Cabang Bakauheni Toni, menyoal kelengkapan izin lingkungan yang dimiliki perusahaan pengerukan tanah berbukit tersebut. “Mestinya, perusahaan melakukan sosialisasi dulu ke warga sekitar lokasi proyek. Terutama, mengenai dampak lingkungan yang akan terjadi. Begitu pula untuk izin lingkungan warga sekitar, harus didapat dengan cara cara yang benar. Setelah izinnya dapat, barulah perusahaan dapat melakukan aktivitasnya. Termasuk izin UKL-UPL nya harus ada dulu. Jangan asal main tumbur saja, tampa memikirkan dampak lingkungan yang akan terjadi, seperti tanah longsor. Jujur saja, kami meragukan perusahaan sudah punya izin izin itu atau belum,” tukas Toni, sambil berjanji pihaknya selaku Ketua DPC Ormas Laskar Lampung Cabang Bakauheni akan terus dampingi, mengawal, dan ikut berupaya keras agar masalah keluhan warga disini dapat diselesaikan. “Begitu pula untuk tuntutan warga, yang ingin segera dibangunnya pondasi penahan tanah agar tak terjadi longsor harus cepat diwujudkan. Dan, keinginan warga ini sangat masuk akal dan realistis, sehingga perlu didukung,” sebut Toni.

Sementara itu, Perwakilan perusahaan Rudi, mengatakan pengerukan tabah berbukit dan perataan tanah di lokasi ini bertujuan untuk dibuat lahan parkir kendaraan truk truk. “Perizinan untuk aktivitas pembangunan, sudah diurus dari mulai tingkat desa, kecamatan hingga kabupaten,” tutur Rudi, ditemui di lokasi proyek. Terkait keluhan dan keinginan warga disekitar lokasi proyek, Rudi mengaku baru mengetahui dan akan segera berkordinasi ke pimpinan proyek di Jakarta. Bahkan, dirinya juga merespon baik atas keinginan warga sekitar lokasi proyek yang ingin secepatnya dibangun pondasi pengamanan. “Memang, sudah ada rencana dari perusahaan untuk membangun pondasi pengamanan dengan sistim bertingkat. Secepatnya, kita akan sampaikan ke pimpronya agar pembangunan pondasi pengamanan diprioritaskan. Termasuk, permintaan kesanggupan perusahaan membangun pondasi pengamanan secara tertulis akan kita sampaikan secepatnya,” ujar Rudi, sambil minta waktu untuk konsultasi masalah ini ke pimpinannya. “Saya ini, cuma pekerja yang kebetulan dipercaya perusahaan. Sore ini juga, akan kita sampaikan ke pimpinan. Insya Allah, Selasa atau Rabu sudah dapat jawaban kepastian kesanggupan dibangunnya pondasi pengaman itu,” kata Rudi.

Sedangkan Kadus Yanto dengan didampingi Ketua RT setempat menyatakan sependapat dan mendukung adanya keinginan masyarakat tersebut. “Apalagi, ini menyangkut keselamatan warga saya, ya mendukung lah. Saya kan baru tahu, keluhan ini. Tentunya, saya akan ikut perjuangkan keinginan warga saya ini supaya cepat terwujud,” ucap Kadus Yanto, sambil mengakui oleh perusahaan ikut dikaryakan membantu pengawasan pelaksanaan proyek. Diamini Ketua RT setempat, Kadus Yanto mengaku juga bahwa aktivitas proyek telah dapat izin dari warga sekitar. (asof)