Masih Berlanjut, LSM IKAM Sebut Bantahan Direktur RSBB Soal Kasus Pasien Mengandung Bayi Kembar Dinilai Tak Mendasar

350

Rulli IKAM : “Pertanyakan Keilmuan Kedokteran Direktur RSBB Apakah Dokter Spesialis Ahli Kandungan, bukan…???”

KALIANDA- Bantahan Direktur RSBB, dr. Hj. Reny Indrayani SKM, yang dirilis dibeberapa media online terkait dugaan kelalaian dalam penangan pasien mengandung bayi kembar, dinilai sejumlah pihak tak mendasar tapi hanya mencari cari alasan pembenar saja. Salah satunya diungkapkan Rulli, warga Desa Hara Banjarmanis Kalianda. Ketua LSM IKAM (Ikatan Kemuakhian Masyarakat Lamsel) ini, mengatakan dari penjelasan sang Direktur RSBB yang diketahui dari media online, penanganan pasien mengandung bayi kembar tidak sesederhana itu, dengan memberikan tindakan induksi persalinan ke pasien. Padahal, sebelumnya sudah diketahui kondisi pasien datang ke RSBB, bayinya tidak bisa dilahirkan dan bayinya sudah dinyatakan meninggal di dalam kandungan.

“Jadi, untuk apalagi, tindakan induksi persalinan itu, mestinya segera dilakukan tindakan operasi sesar oleh pihak RSBB,atau tidak ada dokter spesialisnya yang menangani disitu? kata Rulli, Rabu petang (26/12/2023), via ponsel ke media ini. Tindakan oprasi sesar ini, lanjut Rulli, tentunya agar bayi kembar yang sudah meninggal dalam kandungan itu, cepat dikeluarkan atau dilahirkan. “Saya yakin sekali, dokter ahli kandungan, pasti akan berikan penjelasan yang berbeda, untuk penanganan pasien seperti ini,” tukasnya, seraya menyebutkan tentunya, penjelasannya tidak se sederhana itu dong, seperti yang telah dijelaskan ibu Direktur RSBB di sebuah media online, dengan menyimpulkan masalah ini hanya mis komunikasi saja, ini masalah prioritas keselamatan nyawa ibu dan anak lho, “Sebenarnya, apa keilmuan kedokteran ibu direktur itu. Apakah, keilmuannya sebagai dokter spesialis ahli kandungan atau jangan jangan dokter spesialis gigi,” tanya Rulli ke media ini, terlihat geram.

Kesempatan itu, Rulli pun menyatakan akan tetap menindaklanjuti kasus yang menyedot perhatian masyarakat ini. Diantaranya, akan kerjasama dengan pendamping pasien dari Sidomulyo dan akan meminta penjelasan ke dokter spesialis kandungan sebagai perbandingan. “Ini semua tidak lain hanya untuk edukasi di masyarakat agar kedepan kasus seperti ini tidak terjadi lagi di Lampung Selatan dan tidak ada tendensi apa apa dengan pihak RSBB Kalianda, tapi hanya untuk mencari kebenaran saja,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan di media ini, bahwa dugaan kelalaian penanganan pasien RSBB, masih menjadi perbincangan masyarakat, khususnya warga Kalianda, Lampung Selatan. Rulli, Ketua LSM IKAM mengatakan masalah itu sudah banyak diketahui masyarakat. “Mestinya, ada penjelasan yang seluas luasnya, agar masyarakart tidak menduga duga permasalahan itu apakah kesalahan prosedur penanganan pasien atau memang kelalaian dari pihak RSBB,” jelas Rulli, ddi kediamannya, Senin (25/12/2023).

Dirinya juga menyatakan dalam waktu dekat ini, akan meminta penjelasan langsung dari Direktur RSBB. Agar, lanjutnya, memiliki pemahaman yang sama terkait kasus tersebut.

Untuk diketahui, dihimpun dari berbagai media online, diantaranya dikutif melalui Lokus Online dikabarkan bahwa nasib pasien asal Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan, tak dapat kepastian saat dirujuk di RS Bob Bazar Kalianda yang ingin melahirkan bayi Kembar dalam kondisisi dinyatakan sudah meninggal, akan tetapi malah dilakukan induksi (merangsang Kontraksi Rahim) hingga bayi tak kunjung lahir. Minggu, (24/12/2023).

Menurut keterangan dari salah seorang pekerja sosial yakni Ketua DPC JPKP Kecamatan sidomulyo selaku pendamping pasien menuturkan, “Berawal bahwa pasien sudah melakukan USG disebuah klinik Siti Khodijah bertempat dikelurahan Way Urang Kecamatan Kalianda. Dari hasil USG tersebut dinyatakan bayi kembar yang didalam kandungan sudah meninggal, berusia 7 Bulan, selanjutkan dirujuk ke RS BB Kalianda untuk dilakukan operasi.” Ungkapnya.

“Sampainya di RSBB Kalianda pada Hari Jum’ at (22/12) ditangani langsung oleh pihak UGD dan dilakukan sunting perangsang dan Dokter yang menangani adalah Dr Puspita Sari. Setelah kami dikonfirmasi kenapa dilakukan Induksi, menurut keterang sidokter akan dilakukan lahir secara normal sehingga dilakukan induksi atau suntik perangsang.” jelasnya. (*/asof).h