Pamsimas Dulu Diabaikan, Sekarang Dibutuhkan

431

Penulis : Agus Pamintaher

Mendengar nama Pamsimas (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) di tahun 2013 mungkin sangat asing bagi masyarakat yang ada di Lampung Selatan. Karena program tersebut baru pertama kali disosialisasikan kepada Kepala Desa terkait dengan sarana air bersih.
Bahkan saat diundang sosialisasi kabupaten (Soskab), banyak dari Kepala Desa yang enggan untuk memanfaatkan program dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Mereka seolah tidak membutuhkan air bersih di desanya, dengan alasan sudah ada sumur gali yang mampu mencukupi kebutuhan air bersih. Namun seiring berjalannya waktu, banyak warga yang justrui kekurangan air bersih saat musim kemarau.
Dari sinilah yang menjadi tugas berat bagi Tim Panitia Kemitraan (Pakem) Pamsimas II yang terdiri dari unsur Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD), PDAM, Akademisi, LSM dan Pers.
Sukses menggolkan 10 Desa penerima Pamsimas melalui seleksi proposal, akhirnya bisa terbangun dengan dana yang berasal dari APBN dan APBD. Pamsimas III terus berupaya ditingkatkan desa yang didanai untuk membuat sumur bor dan juga saluran perpipaan hingga ke rumah-rumah penduduk.
Sekarang, minat desa untuk mendapatkan bantuan dari Pamsimas terus meningkat dan kembali oleh Pemerintah Daerah mendapatkan support yang cukup tinggi. Bahkan desa yang masuk kawasan hutan yang telah dihuni puluhan tahun masyarakat juga ingin mendapatkan bantuan.
Kini, Pamsimas menjadi satu-satunya tumpuan bagi desa agar bisa memberikan program bantuan swakelola. Harapannya, tentu saja bisa memenuhi kebutuhan air layak konsumsi di masyarakat.
Melihat antusias masyarakat yang tinggal di pedesaan dan membutuhkan air bersih. Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan, terus mendorong dan menambah desa yang mendapatkan program dengan dana APBD dari tahun ke tahun.
Salah satu pejabat di Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Lamsel pernah mengatakan, sebelumnya masyarakat menganggap air yang selama ini digunakan sudah layak dan tidak perlu lagi ada bantuan sarana air bersih. Sekarang program Pamsimas menjadi salah satu tumpuan masyarakat mendapatkan air layak konsumsi.
Ia juga sangat berterima kasih dengan solidnya Tim Pakem Pamsimas dibantu Fasilitator Masyarakat (FM) dan semua pihak yang terlibat dalam suksesnya program Pamsimas di Lampung Selatan.
Hal tersebut dibuktikan dengan keberadaan Tim Pakem Pamsimas yang sukses menyeleksi berkas proposal sesuai dengan kebutuhan. Karena Tim Pakem menilai apa yang ada di lapangan dan benar-benar dibutuhkan. Hal tersebut juga sudah disesuaikan dengan aturan yang berlaku dalam penerimaan program Pamsimas.
Suport dari Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Lampung Selatan, Nanang Ermanto saat meresmikan proyek Pamsimas di Desa Cintamulya, Kecamatan Candipuro mengaku sangat berterima kasih ada program tersebut.
Bupati mengakui, program Pamsimas sangat bermanfaat bagi masyarakat yang belum memiliki akses sarana air bersih dengan baik. Selain itu, Pamsimas juga menjadi solusi bagi masyarakat mengatasi masalah kekurangan air bersih disaat musim kemarau.
“Kemarau sekarang ini, sudah menjadi problem tahunan di masyarakat khususnya yang tinggal di pedesaan. Dengan hadirnya Pamsimas ini menjadi solusi untuk mengatasi kekurangan air bersih disaat musim kemarau,” ujar Nanang.

Nanang pun akhirnya meminta kepada instansi terkait untuk memetakan daerah-daerah yang belum memiliki sarana air bersih atau kekurangan air bersih disaat musim kemarau.
“Kita cari kecamatan mana yang kesusahan air disaat musim kemarau. Supaya (kemarau) ini tidak menjadi problem tahunan. Jadi melalui program Pamsimas ini kita diupayakan semua masyarakat bisa menikmati air bersih,” tandasnya.

Dari sekian puluh desa yang telah mendapatkan program Pamsimas dan kini dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Mereka mengaku sangat terbantu dan tidak lagi kekurangan air bersih.

Melalui BPSPAM yang mengelola sarana air bersih di desa, masyarakat sudah bisa mendapatkan akses perpipaan hingga ke rumah. Dengan mengeluarkan biaya yang tidak terlalu mahal, air bersih layak konsumsi diterima masyarakat.

Seperti masyarakat yang mendapatkan program Pamsimas II di Desa Banyumas. Mereka mengaku terbantu dengan adanya Pamsimas yang bisa mengatasi persoalan air bersih.

Apalagi di Desa Banyumas, merupakan desa pertama kali di Lamsel yang sudah menggunakan jamban sehat melalui program Bebas Buang Air Besar Sembarangan
(BABS).

Sehingga adanya program Pamsimas bisa berkolaborasi dengan program sanitasi. Kalau saja tidak ada program Pamsimas, mungkin program sanitasi juga tidak akan berhasil karena tidak adanya air.

Mantan Kepala Desa Banyumas, Kecamatan Candipuro, Gunawan mengaku, sejak desanya pertama kali mendapatkan bantuan sarana air bersih dari Pamsimas. Masyarakat tidak lagi mengeluhkan air bersih layak konsumsi dan digunakan untuk sanitasi.

Bahkan dengan management pengelolaan yang baik, desanya mendapat reword dan kembali mendapatkan bantuan kembali.

“Tadinya masyarakat kami selalu kesulitan mendapatkan air bersih, tetapi sejak ada Pamsimas sekarang kesulitan itu tidak ada lagi di masyarakat. Kami sangat berterima kasih dengan bantuan Pamsimas,” ujar Gunawan.

Hal sama juga dirasakan oleh warga Desa Bumidaya, Kecamatan Palas. Saat musim kemarau, nyaris warga tidak memiliki air bersih. Karena sumur yang telah digunakan hingga puluhan tahun kering akibat kemarau panjang.

Berkat bantuan Pamsimas tahun 2018, sebagian warga yang kekurangan air bersih bisa menikmati. Namun mereka tidak serta merta hanya mendapatkan air secera gratis. Karena untuk mengelola air bersih melalui BPSPAM memerlukan dana untuk perawatan.

Disinilah peran serta BPSPAM dalam menanggulani terjadinya kerusakan ataupun biaya pemeliharaan. Dengan membayar iuran sesuai jumlah air yang dipakai, keberlanjutan akan terus dirasakan oleh masyarakat.

Inilah gambaran dari keberhasilan program Pamsimas di Lampung Selatan. Selain itu program sanitasi seperti seluruh rumah tangga yang harus memiliki jamban sehat, hampir semua desa sudah semua alias ODF.

Harapannya, di tahun 2024 tidak ada lagi desa yang kesulitan mendapatkan air bersih layak konsumsi. Alasannya tentu sangat jelas, kebutuhan air minum dan sanitasi menjadi salah satu kunci suksesnya keberhasilan dalam menuntaskan kesehatan. (AGUS PAMINTAHER)