Polemik Pagar Batas Kebun Gelumpai Pesisir Rajabasa Berakhir, Setigiheni Jamin Pintu Pagar Tak Dikunci dan Bersedia Mundurkan Pagar Batas Kebun

84

RAJABASA- Dipimpin Camat Rajabasa, pertemuan kekeluargaan untuk penyelesaian “Polemik pagar batas kebun” daerah Gelumpai Desa Canggung Pesisir Kec. Rajabasa, berakhir dengan penuh riang gembira.

Pada pertemuan itu, hadir dari perwakilan wisata pantai Setigiheni, Aparat Desa Canggung, perwakilan warga pemilik kebun yang belum dibayar oleh bos besar Mr T, awak media, ormas/lsm, dan perwakilan TNI-Polri. Sedangkan pertemuan dilakukan di sebuah Cafe Setigiheni, mulai pukul 20.00 Wib, Minggu (28/9).

Meski pertemun dilakukan dengan santai, namun tetap fokus dengan menghasilkan kesepakatan bersama. Diantara, sepakat untuk sama-sama mendukung dan kolaborasi menciptakan kemajuan wisata Lamsel, khususnya Kecamatan Rajabasa.

“Selamat datang semuanya. Wisata pantai Setigiheni ini merupakan salah satu tempat wisata pantai yang ekslusif dan lengkap. Disini bukan hanya
ada cafe, tapi aulanya juga ada. Kita harus saling pahami bersama agar “polemik pagar batas kebun yang viral akhir akhir ini, dapat kita selesaikan bersama dan kesalahpahaman ini dapat kita carikan solusinya,” jelas Camat Rajabasa Firdaus, dalam pertemuan itu.

Tak begitu lama, diskusi “polemik pagar batas kebun” berakhir dengan hasilkan sejumlah kesepakatan bersama.

Diantaranya, ada tiga point penting. Yakni,

1. Bos besar Mister T, pemilik wisata pantai setigiheni bersedia mundurkan pagar pembatas kebun agar tak dinilai lagi melanggar GSB, bagian ujung kanan pagar.
2. Pintu pagar besi dijamin oleh pemilik Setigiheni Mister T, tidak akan dikunci dalam permudah warga yang masih miliki kebun belum dibayar, agar mudah ke kebunnya.
3. Aparat Desa Canggung bersedia berikan suport dan dukungan kemajuan wisata di desa.

“Saya jamin, bahwa “pintu pagar batas kebun” tidak akan pernah dikunci agar warga yang kebunnya berada di dalam pagar bisa masuk sebagi akses jalan pintas ke kebunnya,” ucap M Nur, mewakili Bos Besar Wisata Setigiheni di pertemuan itu.

Begitu juga, untuk pagar pembatas kebun jika diminta untuk dimundurkan kita juga bersedia sesuai ke inginan pemerintah. “Jangankan untuk mundur 1 meter, mundur 5 meter pun kita bersedia. Dan, jika saatnya diperintahkan mundur, maka saat itu juga pagar batas akan kita mundurkan. Pada dasarnya, sesuai printah bos, kita tidak keberatan”, tambah pria yang tercatat sebagai pengurus LMPI Lamsel dan akrab disapa dengan sebutan Pak Wo ini.

Tak lama waktu berselang, diskusi mencari solusi dari “polemik pagar batas kebun” Gelumpai Desa Canggung Pesisir Kec. Rajabasa, berakhir. “Alhamdulillah, kita sudah dapatkan solusinya. Semoga semua yang kita diskusikan ini akan membawa kebaikan untuk kita semua. Kesalahpaham sudah dapat diselesaikan dan diterima semua pihak dengan baik,” tutup Camat Firdaus, saat mengakhiri pertemuan, dilanjutkan dengan saling bersalaman.

Terpantau media ini, tampak jelas para pihak yang hadir di pertemuan itu, baik itu dari warga petani maupun pihak desa, camat, Setigiheni, dan TNI-Polri, dengan menunjukkan raut wajah penuh kelegaan dan kepuasan.(asof)