Warga Panik Banjir Air Laut, Fenomena Alam Tak Ada Kaitannya Dengan GAK

159

KALIANDA—Secara tiba tiba, pasang air laut mengakibatkan daerah pesisir kalianda alami banjir. Akibat itu, warga sempat panik dan keluar rumah untuk memastikan bahaya naiknya air laut hingga menggenangi rumah rumah warga. Peristiwa tiba2 yang terjadi semalam Senin (25/5), itu tak mengakibatkan kerusakan tempat tinggal warga dan tak mengakibatkan korban tewas. Meski demikian warga dipesisir Kalianda harus berjaga jaga hingga pagi hari karna khawatir akan terjadi lagi, banjir yang lebih parah.

Sejumlah sumber mengaakan banjir rob akibat ombak dan gelombang pasang masih akan terjadi di sepanjang pesisir pantai Kota Kalianda. Pemantauan media ini, banjir air laut yang menggenangi rumah warga tak berlangsung lama, namun banjir air laut tersebut sempat membuat warga panik berlarian kesana kemari. Diperkirakan air laut yang naik hingga menggenangi jalan raya itu, tinggi airnya mencapai lutut orang dewasa. Selain menyebabkan kepanikan warga,
banjir air laut membawa material pasir, karang, dan sampah yang berserakan di halaman rumah warga dan jalan raya.

Sejauh ini, Uspika Kalianda bersama selurut aparat Kelurahan dan masyarakat Kalianda, telah meninjau langsung kondisi banjir akibat naiknya air laut tersebut. Selasa pagi, bersama warga ikut bergotong royong membersihkan puing material pasir dan karang yang dibawa gelombang pasang.

Andi Suhardi, petugas pemantau Gunung Anak Krakatau (GAK) di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, dihubungi media ini via telepon gengamnya pada Selasa (26/05/2020) siang mengatakan banjir rob yang telah terjadi itu tidak ada hubungannya dengan GAK. Menurutnya, untuk kondisi saat ini yang paham dengan kondisi atau fenomena alam tersebut hanya pihak Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
(sof)