Mulai Terkuak, Anggaran DLH Lamsel Buat Persampahan Rp. 9 M Rutin Rp. 5 M, Sang Kadis Dinilai Cuek Karna Tinggal Di Balam.

242

KALIANDA- Meski belum terungkap sepenuhnya, anggaran DLH Lamsel pengelolaan sampah Rp. 14 Milyar, mulai terkuak sedikit demi sedikit. Diantaranya, anggaran buat persampahan di Lamsel sebesar Rp. 9 Milyar, telah digunakan untuk BBM Truk Sampah, Pemeliharaan Truk Sampah, BBM kendaraan lainnya hingga pemeliharaan exavator dan bulldozer.

Penelusuran media ini, dari sebanyak Rp. 14 Milyar itu, yang terpakai untuk pengelolaan sampah hanya sebesar Rp. 9 Milyar. “Belum termasuk anggaran rutin sebesar Rp. 5 M. Jadi, jika ditotal ada Rp. 14 Milyar,” sebut sumber media ini, pada Selasa siang (4-2-2025).

Lebih lanjut dijelaskan, sedangkan untuk semua semuanya dalam anggaran rutin Rp. 5 M, itu hanya kirasan angka Rp. 1-1,5 Milyar saja yang digunakan buat kelola sampah. “Jadi sudah jelaskan rinciannya. Yakni, untuk persampahan Rp 9 M, dan untuk rutin termasuk buat pemeliharaan hanya Rp. 5 Milyar saja. Tapi, bukannya Rp. 14 M itu untuk pengelolaan sampah, semuanya,” tambahnya, sambil berulangkali meminta untuk tidak sebutkan namanya.

Sayang sungguh sayang, Kadis DLH Lamsel Bapak Yudhius Irza, S. HUT., MM sebagai pengguna anggaran DLH Lamsel, selalu saja tidak berada di kantornya. Akibatnya, media ini tak dapat penjelasan langsung dari Sang Kadis. Pria yang berperawakan tubuh tambun dengan sedikit perut buncit itu, ternyata . sehari harinya tinggal dan menetap di Bandar Lampung (Balam). Karna itu, wajar saja jika terkesan tidak peduli dengan banyaknya tumpukan sampah dibeberapa titik di kota Kalianda ini. Bahkan, sang Kadis terlihat cuek dengan keluhan masyarakat terkait tumpukan sampah di kota ini.

Sebelumnya diberitakan, DLH Lamsel kumat lagi, sampah pasar impres Kalianda kembali menggunung.
Tampak, tumpukan sampah berceceran hingga jalan beraspal di pasar impres Kalianda, pada Senin siang (3-2-2025). Lalu, terlihat pula tumpukan sampah di komplek perkantoran tepatnya berada di belakang kantor Pengadilan Agama.

Sebelumnya, terkait banyaknya tumpukan sampah, Komisi III DPRD Lamsel jadi geram. Bahkan, pada RDP dengan DLH Lamsel terungkap anggaran pengelolaan sampah sangat fantastis capai Rp. 14 Milyar. Bukan hanya Komisi III saja, tiga swadaya masyarakat ikut bersuara. Ketiganya meminta perlu dilakukan evaluasi menyuruh kepada petugas DLH Lamsel.

Ketiga lembaga itu, menilai DLH Lamsel tidak becus lakukan pengelolaan sampah di Lamsel. Diantaranya Agus Saini, dari aktivis lingkungan meminta pihak terkait untuk segera merespon dengan lakukan penyelidikan menyeluruh pengelolaan persampahan di Lamsel. Sedangkan Komarudin Zamas, sebagai mantan ketua ormas KBPP Polri Lamsel mengatakan tumpukan sampah dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan berimbas pada turunan wisata di Lamsel.

Mantan Ketua KBPP Polri Lamsel ini meminta Bupati Lamsel terpilih yang segera dilantik sebagai Bupati definitif untuk lakukan evaluasi menyeluruh dan mendalam terhadap kinerja DLH Lamsel. Lainya lagi, Ketua LSM Pro Rakyat Aqrobin AM mengaku prihatin. Dirinya minta BPKP Perwakilan Lamsel dan Inspektorat untuk lakukan audit anggaran pengelolaan sampah sebesar Rp. 14 Milyar. Alasannya, dahulu Lamsel merupakan daerah yang bersih dan indah. Sehingga, Lamsel telah berkali kali dapatkan penghargaan Adipura dari Pemerintah Pusat
(asof)