KALIANDA–Proyek Pembangunan saluran drainase disisi kiri dan sisi kanan jalan lintas timur di Desa Tridarmayoga, Ketapang, Lampung Selatan (Lamsel) dipertanyakan masyarakan. Bahkan warga menilai pekerjaan pembangunannya berkualitas rendah. Seperti diungkapkan Nasoha dan Rifa’i ke media ini, bahwa proyek pekerjaan pembangunan drainase di Desa Tridamayoga, Ketapang sudah berjalan lebih dari seminggu ini. “Namun, plang papan nama proyek yang berisikan informasi, volume, dan nilai pekerjaan tak juga dipasang. Ini menimbulkan kesan rekanan proyek tidak transparan dan patut dipertanyakan untuk kualitas hasil pekerjaannya,” ujar Rifa’i ke media ini, ketika di jumpai disekitar lokasi pekerjaan, Senin (25/07/2022).
Hal sedana diucapkan Nasoha yang berdiri tepat didekat Rifa’i ketika media ini meminta pendapat keduanya dari hasil pemantauan atau prngawasannya secara langsung di lapangan. “Ini diduga proyek siluman, masak proyek dari dana APBN, ngak pakai plang papan nama proyek. Apa itu namanya jika bukan proyek siluman, sebab tidak jelas nama perusahaan yang mengerjakan proyek ini,” ucap Nasoha, sambil menunjukan sejumlah bahan bahan atau material pembangunan yang digunakan mimiliki kualitas rendah, seperti jenis batu dan pasir. “Belum lagi, adukan campuran pasir, semen, dan air apakah sesuai dengan bestek pekerjaan atau tidak. Ini sepertinya hanya adukan biasa yang bermutu rendah 2 : 3,” tambahnya.
Ditempat sama, koordinator pekerja bangunan (tukang) Pak Muji mengaku sudah seminggu ini mengerjakan proyek itu. “Untuk RAB pekerjaan secara persis, saya tidak tahu. Saya hanya diminta Pak Yani saja mengerjakan proyek ini dengan mendapatkan upah kerjaan Rp. 55 ribu per meter. Sesuai perjanjian dengan Pak Yani, upah saya akan diterima harian,” jelas Muji yang mengaku tinggal tak jauh dari lokasi proyek tersebut.
Lebih lanjut, Muji mengatakan dalam perjanjian pekerjaan sesuai petunjuk yang diprintahkan oleh Pak Yani, bahwa untuk lebar drainase atas 80 cm, lembar drainase bawah 49 cm, ketinggian drainase 80 cm, dan ketebalan drainase 25. “Setahu saya, tidak ada printah untuk mendirikan plang papan nama proyek pekerjaan ini. Intinya saya ini cuma tukang untuk membangun drainase sepanjang 400 meter, dengan mendapatkan upah harian. Jika lebih jelas, tanyakan saja langsung dengan Pak Yani, ASN di PU Balai Rehabilitasi, rumahnya gak jauh kok di simpang Sribawono ini,” jelas Muji, saat menjelaskan ke media ini di lokasi pejerjaan proyek drainase tersebur. (Asof)