Ketegasan Gubernur Lampung Perjuangkan Sekolah Tatap Muka Mendapatkan Apresiasi Masyarakat Luas.

217

KALIANDA–Ketegasan Gubernur Lampung Arinal Junaidi, dalam memperjuangkan sekolah tatap muka di Provingsi Lampung mendapatkan apresiasi masyarakat luas. Keberanian Gubernur Lampung bersuara lantang menentang dan melawan Menteri Pendidikan Nadien Makarim, saat memperjuangkan sekolah tatap muka di Lampung tersebut, bukanlah tanpa alasan. Sebab, kondisi penyebaran covid 19 di Lampung saat ini sudah mereda. Dari semula status PPKM berada di level 4, kini menurun berada di level 3. Penurunan status PPKM inilah yang dijadikan dasar oleh orang nomor satu di Provingsi Lampung tersebut, untuk bersikap tegas dan berani memulai sekolah tatap muka di Lampung.

“Sesuai pertemuan bersama 14 Kabupaten/Kota se-Lampung, bahwa zona merah di Lampung sudah selesai. Jadi, tolong sampaikan ke Pak Nadien, saya tantang beliau. Darimana dia, larang kabupaten tidak boleh mulai sekolah,” tegas Arinal Junaidi ke awak media, Senin siang (24/8). Sudah begitu saja ya, katanya lagi, itu sudah cukup. “Masalahnya, kita dua hari lalu sudah ada pertemuan dengan 14 Kabupaten/Kota zona merah selesai,” tegas Gubernur lagi ke awak media.

Ibu Dawiyah (46) warga Kalianda, Lamsel, yang memiliki dua anak sedang duduk di bangku SD dan SMP, mengaku bangga dan mendukung Gubernur Lampung, dalam memperjuangkan dimulainya sekolah tatap muka. “Bagus Pak Gub, kami mendukung bapak. Sudah lama anak-anak kami tidak belajar di sekolah. Mau sampai kapan lagi, belajar sendiri. Kami, bangga dengan Pak Gub yang berani punya sikap agar anak anak kami cerdas,” ucap Ibu Dawiyah, usai mendengarkan vidio Gubernur Lampung Arinal Junaidi yang menantang Menteri Pendidikan Nadin Makarim, di sebuah media sosial Facebook.

Senada dengan Ibu Dawiyah, di media sosial Facebooke, Pak Rusdi warga Lampung Timur dan Pak Wawan warga Pesawaran, juga berucap bangga dan senang memiliki gubernur yang dinilai keduanya sangat peduli dengan dunia pendidikan di Provingsi Lampung tersebut. Begitu pula dengan Bapak Dayat warga Natar, Lamsel yang meminta Gubernur Arinal Junaidi untuk terus maju mewujudkan sekolah tatap muka di Provingsi Lampung ini.

Meski banyak yang memberikan dukungan, namun tak sedikit juga yang memberikan penilaian buruk. Sebut saja, salah satunya tokoh Lampung yang juga sebagai tokoh politik di Lampung, Alzier Dianis Thabranie. Alzier menilai sikap yang ditunjukkan Arinal itu arogan. Jepri, yang berprofesi sebagai pengacara menilai bahasa gubernur itu tidak intelek dan kasar. “Seharusnya seorang pejabat, sekelas Gubernur bahasanya yang intelek dan profesionallah, jangan pake bahasa preman. Gak pantes, seorang pejabat seperti itu bahasanya,” ucap Jepri di sebuh group whatsupp, sambil mengatakan meski tujuannya bagus tapi jika bahasa yang digunakan kasar maka jadi gak bagus.

Untuk diketahui, Sebenarnya antara Gubernur Lampung Arinal Junaidi dengan Menteri Pendidikan Nadien Makarim, sama sama berupaya untuk segera dilakukan belajar tatap muka. Hanya saja, antara keduanya terjadi kesalah pahaman, terutama Gubernur Lampung yang cepat emosi sehingga yang ditangkap Arinal seakan akan Nadiem Makarim melarang PTM. padahal, bukan Nadien yang masih melarang tapi ada beberapa penerintah daerah yang masih melarang PTM. Seperti dikatakan dalam curhatnya Nadien ke DPR RI. dalam curhatnya itu, Nadiem Malaria pada Senin (23/8) meminta bantuan kepada Komisioner X DPR untuk mengingatkan Pemda yang masih melarang sekolah melakukan Pertemuan Tatap Muka (PTM). Padahal, daerah daerah itu sudah diperbolehkan melakukan PTM terbatas. Setidaknya, ada sebanyak 12 daerah yang pemdanya masih melarang. Kedua belas daerah itu sebagian besar berada di Sumatera. Daerah daerah itu, asalah :

  1. Kepulauan Riau
  2. Jawa Tengah
  3. Sulawesi Utara
  4. Serang
  5. Gorontalo
  6. Lampung Tengah
  7. Tanggamus
  8. Lampung Utara
  9. Way Kanan
  10. Pesawaran
  11. Tulang Bawang
  12. Memuji (sof)