Peringati Tsunami, BPBD Lamsel Gelar Sosialisasi dan Forum Diskusi Masyarakat

131

KALIANDA–Memperingati Bencana alam Tsunami yang pernah melanda daerah pesisir Lampung Selatan (Lamsel) pada tahun 2018 silam, BPBD Pemkab Lamsel menggelar Sosialisasi dan Diskusi kebencanaan alam, di Cafe Desas Way Urang, Kalianda, Lamsel, Senin (30/10/2023).

Dalam kegiatan itu, sejumlah pihak terkait diundang untuk berdiskusi bersama, dengan menghadirkan Pak Nanang sebagai perwakilan dari Paluma (LSM kebencanaan yang ada di Lamsel) dan Pak Agung sebagai perwakilan dari BMKG Prov Lampung. Sedangkan dari perwakilan penerintah daerah Lampung Selatan, hadir langsung Plt Kepala BPBD Pemkab Lamsel Bapak Aflah.

Kegiatan sosialisasi dan diskusi, yang mengambil tema “Program penibgkatan ketangguhan di wilayah rawan bencana di Lamsel melalui upaya integritas nitigasi resiko sosial ekonomi dalam mekanisme dan program pembangunan daerah”, itu dibuka secara langsung oleh Plt Kepala BPBD Penkab Lamsel, Aflah.

Dalam penjelasannya, Aflah merasa bersyukur untuk di Lamsel sudah terbentuk tim kebencanaan yang cukup solit. “Secara menyeluruh tim kebencanaan yang sudah kita miliki itu, sudah cukup menahami berbagai tindakan yang akan segera dilakukan, bila sewaktu waktu bencana alam, seperti contoh tsunami, kembali melanda daerah pesisir Lamsel,” jelas Aflah.

Menurutnya, rambu-rambu evakuasi penyelamatan di Lamsel secara keseluruhan telah terpasang. “Kedepan, kita akan mendorong agar dana desa bisa digunakan untuk kegiatan kevebcanaan. Ini sangat logis karna Lampung Selatan nerupakan golongan daerah yang rawan bencana,” tandas pria berkacamata ini.

Sementara itu, Bapak Agung dari BMKG Prov Lampung menuturkan bahwa secara khusus, pihaknya (BMKG) telah bekerjasama dengan pemerintah daerah yang rawan bencana alam, seperti di Lampung Selatan. “Tanda tanda akan terjadinya kebencanaan secepatnya diinformasikan ke pemerintah daerah, melalui kominfo untuk selanjutnya diibfirmasikan ke masyarakat,” ucap Agung.

Selain itu, BMKG juga akan selalu meng update data terkini sebagai data peringatan awal akan terjadinya bebcana alam disuatu daerah. “Data bencana ini, mudah diakses sehingga tidak sulit untuk diketahui masyarakat secara cepat,” tambahnya. (asof)